Laman

24 Mei 2011

Berenang atau Mati

Tembilahan adalah kota seribu parit, kota dimana hampir tiap kilometer nya akan kau temukan jembatan. Tiap jembatan tentu kau juga akan melihat hamparan air yang membentang dibawah nya, menyiratkan betapa kota ini penuh dengan keindahan alam laut nya #lebay tak terarah. Karena kota ini adalah kota seribu parit sudah barang tentu orang-orang nya pandai berenang, yah paling tidak 95% dari warga kota ini pandai berenang.
Kali ini aku akan menceritakan pengalaman ku tentang berenang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berenang adalah menggerakkan badan melintas (mengapung, menyelam) di air dng menggunakan kaki, tangan, sirip, ekor, dsb #sokformal. Hampir tiap hari saat aku melintasi jalan-jalan dimana ada jembatan aku melihat anak-anak dengan santai nya bertelanjang (maaf agak tabu, aku gg janji gg akan ulangi) aduh sampai mana tadi.? oh iya BERTELANJANG sambil melakukan lompatan-lompatan akrobatik dari atas jembatan untuk berenang. Tersirat kebahagiaan dan kebanggaan pada diri mereka saat melakukan hal itu, sejujurnya aku ingin melihat gaya bakau yaitu kepala mereka tertancap di tanah, seperti nya akan keren sekali.

Sudah aku jelaskan di atas kalo aku memperkirakan setidaknya ada 95% warga kota ini pandai berenang, dan ternyata aku adalah yang 5% nya, yap begitulah dan disitulah aku berada. Sebagai warga kota seribu parit aku merasa gagal, pernah terfikir ingin bunuh diri saat aku menyadari klo aku memang tak bisa berenang, sekali lagi aku merasa gagal karena bunuh diri dengan minum air teh 1 teko tak menyebabkan kematian, kecuali teko nya kau telan sekalian.

Awal mula aku belajar berenang adalah di lorong Pepaya, karena dulu nya aku tinggal disitu. Di lorong itu ada sebuah parit yang membentang luas dan indah dengan panorama elong saling berkejaran bersama tokai yang terjatuh dan membuat sebuah symponi indah saat mereka bertemu dengan air "plung" kita anggap begitu nada nya. Dan disekitar itulah aku berenang, berhari-hari aku belajar dan saat aku sadar aku tak bisa aku pun menyerah. Masa berikutnya aku dengar dibuka sebuah kolam renang disekitar jalan Subrantas, aku pun kembali belajar berenang disana, bukan nya pandai berenang yang kudapat malahan yang ada aku 'hampir mati' disana, klo saja aku tak mendapat bantuan dari kawan-kawan yang ada disitu mungkin kalian tak pernah bertemu "pria tampan" yang bernama deny ini, setelah kejadian itu akupun menyerah. 

Beberapa tahun yang lalu di Tembilahan dibuka kolam renang di Telaga Puri, kembali aku tertantang untuk belajar berenang. Aku pun datang bersama 4orang kawan ku, sebenarnya yang orang ada 3 dan 1 nya adalah monyet (maafkan aku Rusdi). Diawal-awal aku sudah bilang kemeraka klo aku tak bisa berenang dan mereka bilang "oke, kami jaga kau den". Merasa aman dengan janji mereka akupun bersedia ikut. Sampai disana kami membayar Rp. 15.000/orang, monyet juga kena segitu. Kami pun membuka pakaian, lantas aku berjalan di bibir kolam bersama Oyong untuk melihat lihat, dan tiba-tiba "BYUURRR" oyong di dorong, aku kaget melihat kejadian itu dan lebih kaget nya lagi ada suara "BYUURRR" kedua, ternyata bunyi itu adalah "AKU YANG DIDORONG" aku berusaha naik tapi ternyata tinggi air lebih tinggi dariku (singkat kata aku nya yang pendek) dan aku masih belom bisa berenang. Aku berusaha minta tolong tapi teman-teman hanya melihat aku yang bertarung dengan maut, naas nya oyong juga tak bisa berenang, demi mendapat kehidupan dia menekan-nekan kepala ku agar tetap berada di permukaan air. Sekitar 1 menit aku diselamatkan oleh Rusdi, dan ternyata Rusdi juga lah yang mendorong ku, Dasar SIALAN kau Diex. Lantas dengan santai nya dia menjawab, "aku lupa den kau tak pandai berenang" memang campret anak 1 tu.

Sejujurnya aku sudah mencoba berbagai hal dan usaha agar bisa berenang, misalnya:
1. Belajarlah di daerah yang dangkal
 ini sudah aku lakukan dari dulu, dan hasil nya GAGAL.

2. Banyak-banyak Makan Udang
Udang Saos Pedas, Enak.. ^^ *loh, kita ngebahas kuliner ya..?? #bingung
Aku udah nyoba ini juga dan aku emang suka makan udang, hasilnya GAGAL.

3. Coba Pakai Pelampung Terlebih Dahulu
 Cara ini sudah aku coba, jadi ibarat anak kecil yang belajar sepeda, pertama pake roda bantu abis tu perlahan-lahan dilepas dan bisa, kejadian yang sama aku adalah, pake pelampung, perlahan-lahan di lepas dan hampir tenggelam, intinya cara ini kembali GAGAL.

4. Pakai Kolor Terbalik
Oke, ini adalah gambar paling tabu yang ku masukkan, jangan di tanggapi
Cara ini benar-benar tidak berhasil, ini paling tidak di anjurkan, ntah kapan aku pernah dengar cara ini.

Setelah membaca keseluruhan materi artikel kali ini kayak nya judul nya gg cock deh Berenang atau Mati tapi lebih cocok nya tu BERENANG ADALAH NYARI MATI. Sepertinya aku memang tidak ditakdirkan untuk pandai berenang, alhasil aku menapakkan karir ku di dunia modelling dan sepertinya aku memang cocok berkarir sebagai model. Udahan dulu deh ceritanya, saat nya aku session poto-poto ni.. ^^

8 komentar:

  1. satu2nya gaya renang yang saya bisa hanyalah gaya batu!

    sekali nyemplung, alamat tak timbul lagi .
    haha

    BalasHapus
  2. http://hariputrabayu.blogspot.com/

    follow back aku juga y...

    BalasHapus
  3. ni ceritanya di ambil dari buku humor yg mana pak?

    BalasHapus
  4. mahluk tuhan: wahwah, saya bisa juga gaya bakau, sekali loncat nancap, innalillah

    bayu: sip gan, ntar ane nyusul

    jimi: waduh, ini asli kisah nyata jim, semua kisah disini adalah nyata pengalaman bapak

    BalasHapus
  5. waduh....
    mantap kali cerita bapak ini!!
    jadikan bukulah pak

    kemudian jual di toko baju...

    BalasHapus
  6. wah, tambah satu ne biar bisa gaya lumba2, pkai kolor dikepala den......
    wakakakakakakkaa

    BalasHapus
  7. dimulaidisini (udiex)
    kau adalah seorang yang menginginkan kematian aku
    tak ku sangka kau sekejam itu diex

    BalasHapus